Persaingan
akan selalu ada, bahkan dimulai saat perjuangan satu sperma bersaing dan
mengalahkan jutaan sperma lainnya untuk membuahi sel telur hingga terlahirlah
diri kita. Selanjutnya dalam fase kehidupan di dunia, mulai persaingan dalam
diri antara sifat baik dan sifat buruk, persaingan dalam kehidupan sehari-hari,
dalam prestasi sekolah, dalam kerja maupun bisnis dan lain-lain. Persaingan
bisa saja berdampak negative ataupun positif sangat tergantung dari sikap kita.
Jika
persaingan dipersepsikan dan disikapi secara negatif atau kontra-produktif pada
akhirnya akan menguras energy dan membelenggu prestasi. Tetapi jika persaingan
kita sikapi positif dengan menganggapnya sebagai fenomena yang harus disyukuri
dan kita jadikan sebagai tantangan maka persaingan akan memberikan energi
positif untuk kreatif, inisiatif dan proaktif dalam menggapai prestasi atau
manfaat dari pihak lain.
Salah satu
ilustrasi persaingan yang menarik adalah Fenomena Malioboro, sebuah kawasan di
Yogyakarta Kota Berhati Nyaman yang selalu menampilkan sajian khas berselera.
Terlepas adanya nuansa nostalgia hingga nostal-gila, nuansa sejarah dan
lain-lain, pada siang hari berjajar begitu banyaknya penjual aneka kerajinan
tangan, dan pada malam harinya berjajar begitu banyak warung tenda yang
menyajikan menu makanan dengan konsep “lesehan”. Ragam kerajinan tangan dan
menu makanan yang dijual kurang lebih sama, tentu berdampak pada tingkat
persaingan yang tinggi. Akan tetapi tingginya persaingan tersebut, justru
menjadi kekuatan “branding” dan daya tarikyang luar biasa sehingga Malioboro
selama 24 jam tidak pernah sepi pengunjung.
Ilustrasi
lainnya yang bisa kita jumpai saat ini adalah maraknya pasar online. Dengan
semakin maraknya pasar online maka tingkat persaingannya pun menjadi tinggi,
tetapi faktanya online marketing saat ini terus tumbuh pesat dan menjadi trend
bagi para pebisnis.
Kedua
ilustrasi tersebut menunjukkan kepada kita bahwa persaingan memberikan potensi
positif yang kuat. Namun demikian agar kita tetap mampu mawas diri maka perlu
kita mengingat petuah bijak, “Bukan siapa yang kuat, yang akan bertahan dan
menjadi pemenang. Melainkan siapa yang mampu beradaptasi-lah, yang akan akan
bertahan dan menjadi pemenang. ”Dalam proses adaptasi untuk bertahan dan
menjadi pemenang dalam persaingan bisnis, kita harus memiliki konsep dan
perencanaan yang matang, selalu melakukan evaluasi dan berinovasi serta terus
memperluas pasar. Dan yang tidak kalah penting kita harus mampu menghadirkan
nilai tambah (added value) yang menjadi pembeda pada implementasi “How to Sell
(bagaimana menjual), How to Service (bagaimana melayani), How to Manage
(bagaimana Mengelola).
Untuk bisa
mempunyai nilai tambah tersebut, kita harus senantiasa menambah “KASH” kita
berupa Knowledge (Pengetahuan) yang selalu di-upgrade, Attitude (Sikap) yang
positif, Skill (Keterampilan) yang selalu diasah dan dipraktekkan, dan Habbit
(Kebiasaan) yang terus diulang. Semoga Persaingan akan menjadi Indah.
Salamsukses, Never Give Up…!!!