Persiapan akan memperbesar peluang keberhasilan. Perencanaan bisa menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam berusaha. Antisipasi dapat menyiapkan kemampuan untuk mencari solusi saat menjalankan rencana.
Memang, biasanya masa depan tidak selalu bisa sama persis dengan yang direncanakan. Tapi, seringkali kita bisa memprediksi dengan cukup akurat jika kita siap dengan data dan rencana sebagai antisipasi di masa yang akan datang.
Sehingga akan lebih baik memiliki satu-dua rencana utama dan beberapa rencana cadangan daripada tidak punya alternatif pilihan dan menghabiskan waktu serta energi untuk mengantisipasi masa depan.
Secara mental, kita juga bisa menguatkan mental kita agar gigih berjuang dengan memiliki antisipasi kemungkinan gagal di dalam rencana kita. Ketakutan dan kecemasan bisa direduksi bahkan eliminir sehingga kita berani untuk terus maju pantang menyerah.
Sama halnya seperti kita menyediakan hati yang lapang sebelum menemui orang atau kejadian yang bisa menyulut kemarahan. Kita bisa bersiap untuk memberikan pengertian dan mampu memaafkan. Antisipasi seperti ini akan menghindarkan kita dari penyesalan di kemudian hari akibat kemarahan yang spontan tanpa pernah berpikir panjang.
Sama halnya seperti kita menyediakan hati yang lapang sebelum menemui orang atau kejadian yang bisa menyulut kemarahan. Kita bisa bersiap untuk memberikan pengertian dan mampu memaafkan. Antisipasi seperti ini akan menghindarkan kita dari penyesalan di kemudian hari akibat kemarahan yang spontan tanpa pernah berpikir panjang.
Jika kita memiliki rencana aksi yang kongkrit dan jelas, maka kita akan lebih termotivasi untuk bertindak, melaksanakan rencana kita yang memiliki tujuan serta memberikan pengharapan untuk sukses.
Oleh karena, Antisipasi memicu Motivasi…
Namun kalau kita gagal/tidak membuat rencana apapun, bisa dikatakan kalau kita berarti berencana untuk gagal. Kurangnya antisipasi akan mengakibatkan keteledoran dan kerugian.
Rencana yang baik berisi langkah-langkah yang terarah menuju tujuan beserta antisipasi terhadap kemungkinan rintangan yang mungkin timbul. Dengan rencana dan antisipasi, kita akan lebih siap menjalankan usaha kita meraih sasaran dan menghadapi ancaman kegagalan.
Salah satu alasan orang ragu-ragu dalam berusaha adalah banyaknya alasan. Orang banyak beralasan dan tenggelam dalam pikirannya tapi tidak langsung mengambil tindakan karena memikirkan beribu pertimbangan.
Alasan utama dari malasnya berencana dan mengantisipasi adalah: saya tidak tahu. Saya tidak tahu pasti apa yang akan terjadi. Saya tidak tahu caranya. Saya tidak tahu bagaimana. Dan sebagainya.
Membuat rencana tidak berarti kita harus mengetahui secara rinci prosedur yang pasti detail dari langkah demi langkah untuk mencapai yang diinginkan. Lalu akhirnya malah mengeluh, menunda-nunda, dan stuck.
Rencana yang baik adalah yang realistis dan sadar akan potensi perubahan sehingga perencanaan haruslah fleksibel serta siap dengan beragam antisipasi.
Jadi, ketika kita sedang menyusun rencana untuk mencapai suatu tujuan, kita bisa memikirkan satu tindakan yang bisa mendekatkan diri kepada tujuan tersebut. Cukup dikira-kira saja, lalu buat penyesuaian dan pengembangan di waktu menjalankan rencana tindakan yang sedang dilaksanakan itu.
Metode pencapaian kesuksesan yang terburuk adalah tidak memiliki rencana aksi dan antisipasi. Berarti kita hanya mengandalkan kebetulan dan keberuntungan belaka. Akan lebih baik jika kita memaksimalkan peran takdir dengan memperbaiki nasib kita sendiri secara aktif.
Akhirnya, buatlah rencana aksi dan antisipasi yang bisa dengan mudah beradaptasi, tidak kaku, serta mendorong keberanian. Sediakan pikiran yang kreatif yang siap berinovasi di tengah jalan, ketika rencana sedang berjalan. Jangan takut dan malah mundur, terus maju berbekal rencana aksi dan antisipasi!
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar